Ada seorang gadis yang bernama Leila, ia suka memainkan gitar, malah ia pernah mendapat juara satu saat lomba gitar. Pada
 suatu hari, Leila diajak berkemah oleh teman sekelasnya, Leila pun 
menerima ajakan itu, namun wali kelas berkata, “Anak-anak! Jangan membawa barang-barang yang berharga, kalau hilang, bu guru tidak akan 
mau bertanggung jawab, jadi tolong jangan membawa barang berharga,” kata
 wali kelasnya. “Tapi,… kalau gitar bolehkan, bu?” tanya Leila. “Tidak boleh, gitar itu ada yang sampai jutaan rupiah, tolong tahan memainkan gitarmu, Leila!” jawab bu guru. “Tapi,… ya, sudahlah!” ujar Leila. Sesampainya dirumah, Leila segera memberitahukan perihal itu, kepada ibunya. “Ibu,
 aku diajak berkemah bersama teman sekelasku dan bu guru, tapi tidak 
boleh bawa barang berharga, berarti aku tidak boleh bawa gitar, dong?” 
ujar Leila pada ibunya. “Iya, kamu tidak boleh membawa gitar! Ayah membelikan gitar itu jutaan rupiah, kalau hilang kita yang rugi,” balas ibunya. “Ya, sudah!” jawab Leila yang raut wajahnya sedih. Leila
 pun mengurungkan dirinya di kamarnya yang berwarna biru itu, dan 
memainkan gitarnya yang berwarna biru. Hingga akhirnya, Leila tertidur 
lelap.
Keesokan harinya, setelah sampai disekolah, ia bertanya pada bu guru. “Bu, besok apa saja yang dibawa?” tanya Leila. “Nanti sampai dikelas ibu beritahukan!” balas bu guru.
Setelah
 semuanya berada dikelas, bu guru pun menuliskan barang-barang yang akan dibawa untuk kemah, dan inilah yang ditulis oleh bu guru di papan tulis
 : BARANG-BARANG YANG HARUS DIBAWA:
-         SELIMUT
-         BANTAL
-         BEKAL (APA SAJA BOLEH)
-         PAKAIAN
NANTI ANAK-ANAK HARUS DITINGGAL OLEH ORANGTUA DAN KITA AKAN BERKEMAH SELAMA TIGA HARI. Itulah
 yang ditulis oleh bu guru, dan bu guru berkata, “Anak-anak, nanti ada 
yang membawa kayu bakar, korek api, panci dan alat penggorengan! Siapa 
yang mau membawa kayu bakar, siapa yang mau membawa korek api, siapa 
yang mau membawa panci dan siapa yang mau membawa alat penggorengan?” Setelah beberapa menit, ibu guru telah mengumumkan siapa yang membawa barang itu, lalu semua siswa akhirnya pulang bersama.
Saatnya hari untuk kemah, Leila dan teman-temannya sudah siap semua, lalu membuat tenda dan menyalakan api unggun. “Wahh, seru ya! Aku senang berkemah!” ujar Vania, sahabat Leila. “Aku juga! Kapan-kapan kalau liburan kita kemah yuk!” balas Leila. Menyanyi bersama dan melingkari api unggun sangat menyenangkan. Setelah selesai berkemah, Leila pulang dan ia langsung menuju kamarnya dan mencari gitar kesayangannya. “Ibu, dimana gitarku?” tanya Leila. “Ibu tidak tahu, nak! Coba dicari!” balas ibu. Setelah lama dicari, Leila tidak menemukan, Leila pun menangis, dan mengadu kepada ibunya. “Ibu,… gitarnya tidak ada…” ujar Leila. “Ya,… bagaimana lagi! Ya, sudah! Ayo makan siang dulu!” ajak ibu mengalihkan pembicaraan. “Aku tidak mau makan, sebelum gitar itu kutemukan!” balas Leila sambil menangis. Leila
 pun tidak mau keluar dari kamarnya sebelum gitar itu ditemukan, namun 
setelah beberapa jam, datanglah ayah yang sedang membawa gitar 
kesayangan Leila. “Ayah,… ayah bawa kemana gitarku?” tanya Leila, “Aku sedih jika gitar itu tidak kutemukan!” “Ohh,
 gitar ini! Gitar ini ayah pinjam untuk membuat yel-yel di kantor ayah! 
Maafkan ayah, kalau ayah meminjam gitarmu tanpa setahumu, ayah juga lupa
 bilang dengan ibu! Kalau ibu tahu, pasti ibu akan beritahukan kamu,” 
jawab ayah. “Ya, sudah! Lain kali jangan begitu, ya! I LOVE MY GUITAR,…” Leila pun menjaga gitar itu dengan baik agar tetap bagus, ia pun berkata, “ I LOVE MY GUITAR… “
Karya : Agis Santika
Umur : 10 tahun
Asal   : Denpasar, Bali.
Sumber : http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_content&view=article&id=275%3Agitar-kesayangan&catid=42%3Acerita-karya-anak&Itemid=64&limitstart=2 

 


Posting Komentar