Biasanya
 kalau hari Minggu, Shasa suka bermalas-malasan. Bangun tidurnya sih 
tetap subuh tetapi setelah itu kembali tidur-tiduran sambil menonton 
film kartun kesukaannya. Mandi pagi? Wahh.. Mama sampai harus 
berulangkali menyuruh mandi baru deh Shasa mau mandi.
Hari Minggu ini ada yang berbeda. Pagi-pagi Shasa sudah mandi dan sarapan. Ada apa gerangan?
Ternyata
 hari ini papa akan mengajak mama dan Shasa ke toko buku. Kata papa, 
Shasa boleh membeli buku cerita kesukaannya dua buah. Setelah itu mereka
 akan makan siang di restoran. 
Seperti yang dijanjikan, jam sepuluh pagi mereka pergi ke mall. 

“Waahh..
 besar sekali toko bukunya,” gumam Shasa terkagum-kagum. Koleksi buku 
anak-anaknya pun banyak sekali. Beberapa menit kemudian Shasa sudah 
asyik memilih-milih buku bacaan. Sesekali pandangannya beralih ke 
deretan rak yang memajang novel dewasa. Hanya untuk memastikan mama ada 
di sana. Sama seperti dirinya, mama juga tampak asyik memilih-milih 
buku.
“Habis ini kita mau ke mana, Pa?” tanya Shasa ketika selang satu jam kemudian mereka melangkah keluar dari toko buku.

“Papa mau mengajak Shasa makan Sushi,” jawab papa.
 “Apaan tuh Sushi?” Shasa kembali bertanya.
“Apaan tuh Sushi?” Shasa kembali bertanya.
“Sushi
 itu makanan jepang terbuat dari nasi yang digulung dan diberi isi di 
bagian tengahnya. Ada yang isinya ikan, belut, daging atau yang 
lainnya.” Mama menjelaskan.
"Ooo..” Shasa mengangguk-anggukkan kepalanya. “Seperti lemper ya, Ma?”
“Iya.
 Bedanya kalau lemper terbuat dari ketan sementara Sushi terbuat dari 
nasi. Lemper dibungkus daun pisang sementara beberapa jenis Sushi 
dibungkus Nori.” 
“Nori? Apaan lagi tuh? Kok seperti nama teman Shasa?” Shasa kembali bertanya.
Mama
 dan papa tertawa mendengarnya. “Nori itu lembaran tipis berwarna hitam 
terbuat dari rumput laut,” kata mama. Shasa kembali mengangguk-anggukkan
 kepalanya.
Di restoran, Shasa memesan Unagi Sushi yaitu Sushi yang berisi potongan belut. Shasa memang suka makan belut.
“Gimana, Shasa suka gak makan Sushi?” tanya papa setelah mereka selesai bersantap. 
Shasa menggelengkan kepalanya.
“Lohh.. kenapa?” tanya papa lagi.
“Habis makannya harus pakai sumpit sih,” jawab Shasa. “Shasa kan gak bisa pakai sumpit.” 
Mama dan papa tertawa mendengarnya. 
“Kalau Shasa gak bisa pakai sumpit kan bisa pakai sendok dan garpu,” kata papa.

“Iya
 sih.. tapi Shasa lebih suka lemper Indonesia dibanding lemper Jepang. 
Pokoknya lemper Indonesia itu mak nyuuusss..” Shasa menjawab sambil 
mengacungkan dua jempol ke arah papa. “Lagian Shasa kan cinta makanan 
Indonesia.”
“Iya deehh..” kata mama dan papa serempak sambil tertawa. 
Betul juga apa yang dikatakan Shasa. Kalau bukan kita yang mencintai makanan Indonesia, siapa lagi?
Karya : Erlita Pratiwi (erlitapratiwi @ cbn. net. id)

 


Posting Komentar