Semenjak
Rissa naik ke kelas 1 SD, Seilla tidur satu kamar dengan adiknya itu.
Rissa baru bisa tidur kalau lampu kamar dimatikan. Ia akan menangis jika
ketika tidur lampu dinyalakan. Hal ini benar-benar membuat Seilla
kesal. Berbeda dengan Rissa, Seilla
tidak suka kalau ketika tidur lampu kamar dimatikan. Makanya Seilla
sangat membenci waktu tidur. Namun, Seilla tidak pernah menceritakan hal
itu kepada mama atau papa karena menurut Seilla pasti mereka akan
membela Rissa.
Malam harinya, Seilla sudah
memakai piyama dan bersiap untuk tidur. Rissa masih menyikat giginya di
kamar mandi. Seilla langsung menyalakan lampu kamar dan cepat-cepat
naik ke kasur. Ketika Rissa masuk ke kamar, ia langsung membangunkan
Seilla untuk mematikan lampu kamar. Saklar lampu berada di dinding atas
sedangkan tangan Rissa belum sampai.
“Kak Seilla, tolong matikan lampunya dong.. Aku nggak sampai..”, kata Rissa dengan manja.
“Matikan saja sendiri!”, jawab Seilla singkat.
Rissa kemudian menangis keras dan mengadu ke mamanya. Hal ini sudah diduga Seilla akan terjadi. Tak lama kemudian, mama bersama Rissa masuk ke kamar. Mama langsung mematikan lampu kamar tersebut
“Seilla, harusnya kamu bantu Rissa untuk mematikan lampunya dong.. Cuma begitu saja masak kamu tidak mau bantu?”, Tanya mama.
“Tahu ah! Aku nggak peduli!”, Jawab Seilla ketus dari atas kasur tanpa menoleh ke arah mamanya sedikitpun.
Mama
hanya menghela nafas heran. Kini lampu kamar sudah dimatikan, Rissa
bisa tidur dengan lelap namun tidak untuk Seilla. Pukul 11 malam, mata
Seilla masih saja terbuka memandang langit-langit kamar yang gelap.
Sedangkan Rissa sudah tertidur lelap. Seilla memikirkan bahwa pasti
besok dia akan mengantuk di sekolah kalau setiap malam ia tak pernah
bisa tidur. Dalam hati, Seilla mengolok-ngolok Rissa.
“Seharusnya Rissa tetap tidur di kamar mama dan papa saja seperti dulu! Rissa benar-benar menyebalkan!”, batin Seilla kesal.
Pagi harinya……
“Seilla!! Seilla!! Bangun!! Mau tidur sampai jam berapa kamu?”, seru mama membangunkan Seilla.
“Ng… Seilla masih ngantuk, ma… Sebentar lagi…”, jawab Seilla.
“Nanti kamu terlambat berangkat sekolah… Cepat bangun!”
“Iya-iya aku bangun!!”
Seilla
akhirnya terpaksa bangun padahal ia masih mengantuk karena kurang tidur
semalam. Setelah mandi dan mengenakan seragam sekolahnya, Seilla
sarapan pagi di meja makan bersama keluarganya. Ia masih kesal dengan
Rissa, Seilla sama sekali tak menengok ke wajah adiknya itu. Sarapan
pagi itu hening sekali.
“Ma, Pa aku berangkat sekolah dulu ya..”, kata Seilla dan Rissa berpamitan kepada mama dan papanya ketika mobil jemputan datang.
“Iya, sayang! Belajar yang rajin ya!”, seru mama dan papa.
Ketika belajar di sekolah, Seilla berusaha menahan rasa kantuknya itu. Namun di pelajaran terakhir Seilla sudah tidak kuat lagi. Ia tertidur ketika disuruh mengerjakan tugas oleh gurunya.
“Seilla! Kalau di kelas jangan tidur!”, seru bu guru yang membuat Seilla kaget dan terbangun.
Semua
teman mentertawakan Seilla yang tertidur ketika pelajaran berlangsung.
Seilla memninta maaf kepada guru sambil menahan malu. Setelah itu,
Seilla kembali belajar seperti biasa.
“Kriiiing!!!!!”
Bel
sekolah berbunyi tanda akan pulang. Setelah berdoa sebelum pulang dan
berpamitan dengan guru, semua anak pergi berhamburan keluar kelas. Rissa
sudah menunggu Seilla di depan pintu gerbang untuk pulang bersama.
Sepanjang
perjalanan pulang, Seilla sama sekali tak berbicara dengan Rissa
ataupun dengan teman-temannya di dalam mobil antar jemput.
Sesampainya
di rumah, Seilla segera masuk ke kamar mandi untuk cuci kaki setelah
itu dia mengganti seragamnya. Ketika Seilla sedang asik menonton
televisi, mama menghampiri Seilla.
“Seilla hari ini ada apa sih?”, tanya mama memulai pembicaraan.
“Nggak ada apa-apa kok..”
“Ah masak sih? Tadi mama dapat telpon dari bu guru katanya Seilla tertidur di sekolah ya? Kalau ada apa-apa Seilla kan bisa cerita sama mama…”
“Percuma saja! Sekalipun Seilla cerita sama mama, mama pasti akan memihak pada Rissa!”
“Loh kok begitu? Mama saja belum dengar cerita Seilla..”
“Begini loh ma, setiap malam Seilla tidak pernah bisa tidur karena lampu kamar selalu saja dimatikan.. Seilla kan tidak suka gelap, ma! Seilla mau punya kamar sendiri saja kalau begitu!”
“Kalau kamar sendiri kan bisa
nanti saja.. Seilla kan tahu kalau untuk membuat kamar baru kita belum
punya cukup uang.. Seilla bersabar sedikit ya nanti biar mama bicarakan
dengan Rissa agar mau menyalakan lampu kamar kalau malam..”, jelas mama
sambil tersenyum.
“Ah percuma saja!! Ujung-ujungnya pasti mama akan membela Rissa juga!”
Saking
kesalnya, Seilla berlari ke kamar dan meninggalkan mama. Di kamar,
Seilla menangis karena merasa sudah tidak diperhatikan mamanya lagi.
Karena lelah menangis, akhirnya Seilla tertidur di atas kasurnya.
Pukul
3 sore, Seilla terbangun dari tidurnya. Ia merasa sangat lapar karena
tadi siang belum sempat makan. Ia pergi ke ruang makan. Di atas meja
makan sudah ada ayam goring, nasi, dan sup sayur. Kemudian, Seilla
mengambil piring dan makan dengan lahapnya. Tiba-tiba mama menghampiri
Seilla yang sedang makan.
|
“Eh Seilla sudah bangun ya? Coba lihat ke meja kecil sebelah kasur Seilla deh..”, kata mama.
“Memangnya ada apa, ma?”
“Lihat saja dulu. Tapi lihatnya nanti kalau sudah selesai makan ya.”
“Iya, ma.”
Setelah
makan, Seilla pergi ke kamarnya. Ia ingin tahu ada benda apa di atas
meja sebelah kasurnya. Ternyata benda itu adalah lampu tidur kecil yang
berbentuk boneka beruang bewarna pink. Seilla terkejut sekaligus senang.
Kemudian ia coba menyalakan lampu tidur barunya tersebut. Wah cahayanya
cukup terang untuk menerangi kasur Seilla! Seilla keluar dari kamarnya
dan langsung memeluk mamanya.
“Ma, terima kasih banyak ya! Seilla suka sekali dengan lampu tidur yang mama belikan!”, kata Seilla sambil tersenyum.
“Sama-sama
sayang.. Nah sekarang kalau malam Seilla sudah bisa tidur dengan
nyenyak dan besok-besok tidak akan tertidur di sekolah lagi.. Seilla
juga tidak usah rebut lagi soal lampu kamar dengan Rissa, Seilla kan sudah punya lampu tidur sendiri..”, jawab mama dengan lembut.
“Iya, ma! Terima kasih! Seilla sayang mama!"
Semenjak
itu, Seilla minta maaf kepada Rissa karena waktu itu dia tak mau
mematikan lampu kamar untuk Rissa. Kini Seilla sudah tidak keberatan
lagi kalau lampu kamar dimatikan. Malam ini, Seilla tidur ditemani lampu
tidur kecil berbentuk boneka beruang miliknya yang lucu itu.
Nadia Feranisa [nadiaferanisa @gmail.com]
Sekolah: SMPN 4 BEKASI
|



Posting Komentar