Pada
 zaman dahulu ada seorang saleh yang selalu beribadah kepada Tuhannya. 
Pada suatu hari dia melakukan sebuah perjalanan atas ilham dari 
Tuhannya, karena perjalannya begitu jauh dan melelahkan maka diapun 
membawa serta beberapa orang temannya. 
Ketika
 sampai di suatu tempat yang cukup terik orang saleh tersebut berkata 
kepada teman-temannya “Sekarang kita beristirahat sejenak untuk 
menghilangkan lelah, sebelum kita melanjutkan perjalanan” 
katanya, “Tapi di mana kita akan berteduh sedangkan wilayah ini adalah 
padang pasir yang sangat panas” sela salah satu temannya. “Kalau begitu 
kita cari tempat yang teduh di sekitar sini” kata yang lainnya. 
Setelah
 berjalan berputar-putar mencari tempat berteduh akhirnya mereka 
menemukan sebuah pohon besar yang cukup rindang, akhirnya mereka menuju 
pohon itu dan menurunkan semua perbekalan di bawahnya. Sebagian mereka 
ada yang menghamparkan karpet untuk sekadar bersandar pada batang pohon 
dan sebagian lainnya tidur-tiduran. Sementara laki-laki saleh ini 
bersandar pada batang pohon besar itu, semuanya merasakan rindangnya 
pohon, ditambah semilir angin yang membuat mereka mengantuk. 
Namun tiba-tiba seekor semut menggigit orang saleh yang sedang bersandar, maka dengan
 serta merta dia bangkit lalu membangunkan teman-temannya yang lain, 
“Kalian bangun semua, aku telah digigit seekor semut” katanya dengan 
nada tinggi. Lalu dia memerintahkan kepada teman-temannya untuk 
mengambil semua perbekalan mereka. “Sekarang ambil api dan kayu bakar, 
lalu bakar sarang semut yang berada di bawah pohon itu” perintahnya. 
Maka beberapa dari mereka segera mengambil ranting-ranting kering untuk 
membakar sarang semut tersebut. 
Ketika
 nyala api sudah tersulut dan telah siap untuk dilemparkan ke sarang 
semut, tiba-tiba sebuah suara terdengar dari langit “Wahai manusia 
kenapa engkau akan membakar seluruh semut itu, padahal yang menggigitmu 
hanya seekor” suara itu terdengar begitu dekat namun tidak ada satupun 
dari mereka yang melihat wujudnya. 
Semuanya terdiam sementara suara itu telah hilang, “Hampir
 saja kita berbuat kesalahan besar” ucap orang saleh tersebut, “Sekarang
 bertaubatlah kepada Tuhan” lanjutnya. Maka orang saleh itu segera 
bersujud, sementara teman-teman yang lainnya mengikutinya. Rupanya suara
 itu adalah suara Tuhan yang telah menegur hambanya yang berlebihan 
dalam menghukum sesama makhluknya.Abdurrahman M
abuaisy1979 @yahoo.com

 


Posting Komentar