Disebuah desa kecil, terdapat keluarga yang sangat
bahagia. Di rumah tersebut dihuni oleh seorang Ayah, Ibu dan seorang
anak laki-laki yang bernama Hasan. Hasan termasuk anak yang pintar
disekolahnya. Selain pintar, Ia juga anak yang baik. Hasan selalu
membantu orang tua dan juga teman-temannya sehingga Ia mempunyai banyak
teman. Hasan beumur 8 tahun dan kini Ia duduk dibangku kelas 3, di SD
Negeri Neglasari.
Salah satu teman Hasan bernama Usman.
Usman sangat berbeda dengan Hasan. Ia anak yang kurang pandai di
sekolah dan Ia sangat nakal, sehingga Ia tidak mempunyai teman. Usman
satu kelas dengan Hasan yaitu di SD Negeri Neglasari.
Di sekolah Hasan berteman dengan siapa saja. Hasan
tidak pernah memilih-milih teman, sehingga Ia mempunyai banyak teman.
Akan tetapi, berbeda dengan Usman.
Usman tidak mau berteman dengan orang yang tidak disukainya. Ia selalu memilih teman yang pintar saja, sehingga Ia tidak mempunyai teman seperti Hasan.
Usman tidak mau berteman dengan orang yang tidak disukainya. Ia selalu memilih teman yang pintar saja, sehingga Ia tidak mempunyai teman seperti Hasan.
Hasan selalu menjadi juara kelas disekolahnya karena
Ia selalu belajar dan berdoa kepada Allah agar semua cita-citanya
tercapai dan Ia tidak pernah sombong. Hasan selalu membantu temannya
jika ada yang kesulitan dalam pelajaran.
Berbeda dengan Hasan, Usman kurang pandai di sekolah.
Ia tidak pernah mendapat nilai yang bagus, karena Ia tidak pernah
belajar dan Ia elalu lupa untuk berdoa kepada Allah. Usman tidak pernah
bertanya kepada guru atapun teman apabila mengalalami kesulitan dalam
pelajaran, sehingga Ia tidak pernah berprestasi seperti Hasan.
Suatu hari, Ibu Guru memberikan tugas menggambar peta
Indonesia untuk pelajaran Ilmu Pengethuan Sosial. Tugas itu dikerjakan
berkelompok. Dan kebetulan Usman dan Hasan satu kelompok. Usman dan
Hasan sepakat untuk kerja kelompok di rumah Hasan seusai pulang sekolah.
Setelah usai sekolah Usman pulang terlebih dahulu ke rumahnya untuk
meminta izin kepada orang tuanya.
Sesampainya dirumah, Usman langsung membuka pintu
tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu dan Ia tidak langsung mengganti
seragam sekolahnya. Usman langsung meminta izin kepada orang tuanya
untuk kerja kelompok dirumah Hasan. Kebetulan jarak rumah Usman dan
Hasan tiak terlalu jauh, jadi orang tuanya mengizinkan.Berbeda dengan
Usman. Sesampainya Di rumah, Hasan tidak pernah lupa mengucapkan salam
dan langsung mencuim tangan orang tuanya. Setelah itu Ia mengganti
seragam sekolahnya dan meminta izin kepada orang tuanya untuk bekerja
kelompok dirumahnnya.
Sesampainya di rumah Hasan, Usman bukan mengerjakan
tugas tetapi malah bermain-main. Usman memainkan mobil-mobilan milik
Hasan. Mobil-mobilan itu sangat bagus, sehingga Ia ingin memiliki
mobil-mobilan itu. Lalu usman mencuri mobil-moobilan itu dan Ia langsung
pulang dengan tergesa-gesa tanpa mengerjakan tugas terlebih dahulu.
Buku Usman tertinggal di rumah Hasan, karena Usman pulang sangat
tergesa-gesa. Lalu Hasan mengantarkan buku milik Usman itu ke rumahnya.
Sesampainya dirumah Usman, Hasan melihat
mobil-mobilannya sedang dimainkan oleh Usman. Kemudian Hasan bertanya
kepada Usman, apakah mobil-mobilan itu milik Hasan?. Dan Ia tidak
mengaku bahwa mainan itu milik Hasan. Tiba-tiba Usman berlari keluar
rumah dengan sangat cepat sambil membawa mobil-mobilan itu. Ketika
sedang berlari, Usman terjatuh sampai kakinya berdarah. Ia tidak kuat
menahan tangis karena kakinya luar bisasa sakit, sampai-sampai Ia tidak
bisa berjalan sendiri. Namun Hasan tetap menolong Usman, walaupun
Usman sudah mencuri mobil-mobilan milik Hasan.
Pada keesokan harinya Usman tidak masuk sekolah
karena kakinya masih sakit. Ia mendapat hukuman dari Tuhan akibat
kenakalannya. Sedangkan Hasan mendapat kebahagiaan dari Tuhan karena
Hasan anak yang baik. Hasan mendapatkan hadiah mobil-mobilan yang baru
dari Ibu Guru karena gambar peta Indonesia buatan Hasan paling bagus.



Posting Komentar