Sehabis belajar Septian duduk-duduk di beranda rumah ditemani nenek, berdua mereka asyik ngobrol dan bercanda bersuka ria. Sementara papa di ruang kerja entah menyelesaikan pekerjaan kantor. Sedangkan mama asyik di dapur bersih – bersih segala peralatan dapur yang kotor. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Ir. BAMBANG SUKMADJI
bangsuk51 @gmail .com
 Sungguh asyik benar mereka berdua entah apa yang dibicarakan.  Kadang – kadang nenek  tertawa perpingkal – pingkal melihat ulah Septian. Kadang pula giliran Septian yang tertawa melihat kelucuan neneknya itu.
 “
 Nek, aku kemarin melihat Harry Potter bisa terbang naik sapu. Itu 
sapunya beli di mana .Nek ? “ pinta Septian merengak minta dibelian sapu
 yang bisa terbang.
 “ Yan, sapu seperti itu tidak di jual di toko, itu hanya  ada di film saja, sebenarnya nggak ada sapu bisa terbang, cucuku ! “ jawab Nenek dengan lembut sambil mengusap rambut Septian. 
 “ Tapi temen – temen rencananya mau ngajak bapak dan ibunya mau beli sapu itu, Nek ? “
Septian masih belum puas dengan jawabanya Nenek tadi. Makanya dia terus mendesak agar Neneknya mau mengantar membeli sapu itu.
 “ Ya, sudah, besok kamu tanya teman kamu, belinya di mana. Kalau tahu tempatnya biar Nenek nanti belikan ”
 ” Harus sekarang, Nek !. Yayan pengin segera naik sapu itu . Yayan pengin terbang kaya Superman”
 ” Yayan sayang, in i kan sudah malam, lagian sebentar lagi mau hujan. Tuh lihat langitnya sudah gelap, kamu nanti kehujanan bisa masuk angin ”
  ”  Nggak apa – apa Nek, yang penting Yayan bisa terbang dengan sapu itu sekarang ”
 ” Lho
 kalau sekarang terbang, kamu akan tersesat nggak bisa pulang. Malam 
hari begini langitnya sangat gelap , lagian sapunya kan nggak ada 
lampunya. Kamu bisa nabrak pohon. Sudahlah sekarang tidur ditemani nenek, ya sayangku !. Besok nenek tak nyari, dimana yang jual sapu itu ”
 ” Besok ya Nek, bener lho. Aku pengen jadi Superman. Horeee. . akulah Superman ”. Septian melonjak-lonjak gembira, karena dia yakin betul besok dia akan bisa terbang mengelilingi rumah dan sekolahnya.
 Mereka berduapun kini sudah berada di atas tempat tidur. Septian sudah gosok gigi dan cuci kaki dan tangan. Sementara Neneknyapun sudah tidur disebelahnya.
 ” Nek, bener lho besok aku dibelikan sapu Superman ya ! , nanti Nenek tak boncengin, pegangan yang kuat ya Nek !, biar nggak jatuh ” rayu Septian kepada Neneknya,
 ” Jangan kuatir Yan, besok pasti Nenek bonceng. Sekarang tidur dulu. Besok kamu harus bangun pagi biar tidak terlambat sekolah ”  jawab Nenek. Septianpun tidak mendengarkan jawaban Neneknya itu, karena dia sudah memejamkan matanya dan tertidur pulas.
Tidak beberapa lama kemudian
 ”  Yan, yayan sayangku, ini sapunya Nenek sudah belikan. Terbanglah ke angkasa  sesukamu seperti Gatotkaca atau Superman.
 ”  Oh, , ,Sungguh Nek ?, Aku bisa terbang ?. Aku nggak percaya ?. Lantas bagaimana cara mengendalikannya, Nek ? ”.
 ”   Sapu ajaib ini akan menuruti kata hatimu. Sehingga untuk mengendarainya tidak sulit.
 ” Bawa sini Nek, aku sudah nggak sabar ”
 ” Hati – hati cucuku, jangan buru-buru. Meskipun sapu ajaib ini akan menuruti perintah hatimu, namun kalau tidak tenang hatimu sapu ini bisa menjatuhkanmu dan pesan Nenek sapu ini jangan digunakan untuk hal- hal yang jahat cucuku ”
 ” Baik Nek akan aku ingat terus pesan Nenek ”
  Tanpa menunda waktu lagi, Septian segera menaiki sapu itu, yang dijepit diantara kedua kakinya sambil berteriak ” terbang ”.
 Maka melesatlah sapu itu ke atas secepat kilat. Padahal Septian tidak siaga sebelumnya, sehingga terpelantinglah dia dan jatuh terjerambab.
 ” Septian !. kamu nggak apa – apa sayangku ? ” teriak Nenek, sambil membangunkan Septian yang baru saja jatuh bergulingan.
 ” Aku nggak apa – apa Nek ! ”
 ” Itulah kan tadi Nenek bilang jangan buru – buru mengendarai sapu ajaib ini. Gunakan
 pikiranmu dengan tenang maka sapu ini akan menjadi sahabatmu pergi 
kemana saja . Sekali lagi Nenek pesan jangan digunakan untuk tujuan 
jahat”
   ”  Baik
 Nek akan kucoba lagi ”. Tutur Septian dan terbanglah dia kini dengan 
sapu ajaib yang naik ke atas dengan perlahan. Sehingga kini, baik Nenek 
atau rumahnyapun sudah nggak kelihatan lagi. Yang terlihat hanyalah 
permadani berwarna hijau dan gumpalan awan.
 Sesekali
 Septian terbang rendah dan melesat ke kanan - kiri menghindari 
pepohonan, kadang pula melesat naik ke atas menembus awan. Kadang pula 
dia turun sambil beristirahat melepas lelah.
 Saat melepas lelah itu terlihatlah pohon durian yang  persis ada di depannya, dan di perhatikan semua buah-buahnya
 yang sudah masak. Dia sempat menelan ludah melihat buah durian yang 
sudah merekah dan berbau sangat menusuk hidungnya. 
 Tanpa
 pikir panjang Septian mengambil sapu ajaibnya dan dengan perlahan dia 
terbang mendekati buah yang sudah masak, Alangkah nikmatnya buah durian 
ini . aku bisa merasakan dari baunya yang harum. Oh alangkah nikmatnya. 
Aku bisa menghabiskan satu buah sendirian.
 Tangan kanannya segera menarik buah itu dari tangkainya sedangkan tangan kirinya tetap memegangi sapu ajaib itu. Setelah ditarik sekuat tenaga, buah durian akhirnya lepas dari tangkainya dan meluncurlah ke bawah.
 Namun
 tanpa diduga Septian sebelumnya, sapu ajaib itupun turut meluncur 
bersamaan dengan buah durian tadi. Maka Septianpun menjadi kaget bukan 
kepalang dan tangannya berusaha memegang apa saja agar dia tidak jatuh 
ke bawah.
 ” Toloooong, toloooong. .. .tolong aku Nek ! ” teriak Septian.
 Teriakan
 Septian tadi terdengar cukup keras, hingga mambangunakan Nenek, bahkan 
Papa dan mama nya pun juga ikut terbangun. Mereka segera menuju ke kamar
 Septian untuk mengetahui kejadia apa yang melanda putra kesayangannya.
 Akhirnya
 Septianpun cerita kepada kedua orang tuanya tentang mimpinya itu. 
Sehingga akhirnya Papa dan Mama nya pun merasa lega karena Septian tidak
 mengalami satu kejadian apapun, ternyata semua itu hanya mimpi saja.
 ” Makanya Septian,, kalau minta sesuatu sama Nenek, Papamu atau Mamamu jangan yang macam – macam. Sapu terbangkan hanya ada di flm Harry Potter. Ya sudah sekarang tidur lagi besok kamu sekolah ” tutur papanya.
 Septianpun tidak menjawabnya, dia segera memejamkan matanya dan kinipun terlelap tidur.
Yang jelas mulai esok hari dia tidak akan manja lagi terhadap Papa dan Mama serta Nenek.
bangsuk51 @gmail .com

 


Posting Komentar