Pada sebuah desa, tinggallah sebuah keluarga, keluarga Pak Rahmat   namanya. Pak Rahmat mempunyai tiga orang anak, yaitu Nida, Hasan, dan Husein. Semua putra pak Rahmat sudah bersekolah.   Nida kelas 4 SD, Hasan kelas
 2 SD, dan   Husein kelas 1 SD. Dari ketiga bersaudara tersebut Hasan 
mempunyai sifat yang   cukup berbeda dari dua saudaranya. Ia suka 
berbuat usil. Ia mempunyai kebiasaan mengganggu   hewan peliharaan tetangga. Setiap kali ia lewat atau berjalan-jalan , dan menemui hewan selalu menggertak dan mengusirnya. “Heyya…! Huss…! Pergi kalian!   Jagoan mau lewat!” teriakan Hasan membuat hewan-hewan   yang didekatnya lari ketakutan. Saat sedang bermain ia juga suka mengganggu hewan-hewan   seperti, kucing atau ayam. Semua hewan di sekitar rumahnya takut dengannya.   Hasan pernah dijewer mbok Pinah   gara-gara ayam mbok Pinah mati karena jatuh kedalam sumur setelah   dikejar-kejar Hasan.
Beberapa
 hari kemudian, pak Rahmat mengawasi anaknya yang bermain.   Hasan 
bermain di halaman rumah pak Sholeh bersama teman-temannya yaitu Budi,  
 Dodi, dan Tono. Mereka sedang bermain sepakbola. Suara mereka bising,  
 sehingga menganggu tetangga di sekitar rumah pak Sholeh. Ketika sedang 
  bermain, seekor kucing hitam datang melintas di dekat mereka. Tanpa 
pikir   panjang, Hasan segera mengincarnya. Ia menendang bola dengan 
sekuat tenaga   diarahkan ke kucing hitam tersebut.
“Buk!” suara bola sangat keras mengenai kucing hitam tersebut.
“Meoong!”
 kucing hitam menjerit terkena bola tendangan Hasan. Suaranya   
melengking kesakitan, dan jatuh terpental berguling-guling di tanah.
“Ha..ha..ha..!Horee..! ” Hasan tertawa merasa puas dengan yang   dilakukannya.
Dari jauh pak Rahmat menyaksikan
   kelakuan anaknya, menggeleng-gelengkan kepala. Akibat ulahnya banyak 
tanaman   yang berada di sekitar rumah pak Sholeh rusak. 
Bahkan suatu ketika tendangan bolanya mengenai gerobak penjual   bakso 
yang berakibat nampan, beberapa mangkuk pecah berantakan jatuh ke tanah. Hasan dan teman-temannya langsung   lari sekencang-kencangnya tanpa memperdulikan teriakan penjual bakso.
“Ya Allah, berikan kesabaran
   padaku, dan berikan hidayah pada anak-anak tersebut. Amin!” gumam 
penjual   bakso dalam hati. Begitulah sifat dan kelakuan Hasan setiap 
hari. Meskipun   kedua orang tuanya selalu menasehati, tidak juga ia 
jera. Ia selau mengganggu   semua hewan yang ia jumpai.
Hari
 itu, hari Jum’at. Seperti biasanya setelah pulang sekolah Hasan bermain
   bersama teman-temannya. Kebiasaan Hasan menggaggu hewan masih terus 
berlanjut   setiap hari. Hari itu Hasan bermain cukup lama hampir 
menjelang maghrib ia   baru pulang. Sampai di rumah ia langsung mandi 
kemudian persiapan shalat   maghrib. Tidak seperti biasanya, setelah 
shalat maghrib biasanya ia berdzikir   dan berdo’a tapi kali ini Hasan 
langsung pergi ke kamar. Menjelang Isya’   Husein mencari kakaknya 
tersebut untuk diajak shalat. Ia menuju kamar   kakaknya tersebut.
“Kak, ayo shalat!” panggil Husein.
“Ya, kakak sudah tidur !” gumam   Husein yang kemudian pergi begitu saja meninggalkan kakaknya yang sudah   tidur.
“Bu, kak Hasan sudah tidur!” lapor Husein.
“Ya sudah, biar nanti ibu yang membangunkan untuk shalat, mungkin ia   kecapean main seharian!” jawab ibu.
Dalam
 tidurnya, Hasan bermimpi menjadi seorang pemburu. Ia membayangkan   
dirinya menjadi seorang jagoan yang tidak terkalahkan. Semua hewan 
penghuni   hutan dapat ia taklukkan. Saat ia berburu, tanpa sengaja 
salah satu anak   panahnya mengenai seekor ular naga yang sangat besar 
dan ganas. Ular naga   tersebut sangat marah dan menoleh ke arah Hasan. 
Ular naga membuka mulutnya   lebar-lebardan menyemburkan hawa panas. 
Tiba-tiba tubuh Hasan terasa ringan   dan tersedot masuk kedalam mulut 
ular naga tersebut. Hasan berusaha keras   untuk melepaskan diri namun 
selalu gagal.
“Tolong
 …tolong…!” Hasan berteriak ketakutan. Teriakan Hasan sampai   terdengar
 pak Rahmat. Pak Rahmat bergegas ke kamar Hasan dan membangunkannya.
“Hasan…Hasan…bangun!”
 “Kamu mimpi buruk ya!” Coba sekarang kamu ingat,   apa kamu pernah 
melakukan kesalahan sehingga kamu mimpi buruk.
“Hasan
 tadi juga belum shalat isya kan!” “Ayo shalat dulu, nanti tidur   
lagi!” ajak ayahnya. Hasan masih duduk termenung dan masih teringat 
mimpi   yang tadi ia alami.
Siang
 itu, ketika keluar kamar, Hasan melihat seekor kucing hitam.   Tanpa 
pikir panjang sifat usilnya langsung keluar. Ia mengambil bola dan menendangnya ke arah kucing
 tersebut. Kucing terpental dan menabrak   guci hingga pecah. Bolanya 
terus melayang dan mengenai jendela sampai pecah.   Hasan ketakutan dan 
lari keluar rumah. Tanpa ia sengaja, Hasan menginjak   seekor kucing 
hitam yang berada di depan pintu. “Meoong…!” Kucing langsung   mencakar 
dan menggigit kaki Hasan. Hasan terjatuh kaget dan tidak dapat   menahan
 kesimbangan.
“Tolong…tolong…!”
 teriak Hasan. Kaki Hasan luka dan mengucurkan darah.   Ibu yang berada 
di belakang segera mendatanginya. Hasan kemudian dibawa ke   rumah 
sakit.
“Ayah …Ibu…, badan Hasan sakit semua!” rintih Hasan.
“Hasan
 bersyukurlah, lukamu tidak terlalu parah. Makanya jangan suka   usil 
lagi. Jangan suka mengganggu hewan dan menakalinya!” Pak Rahmat   
menasehati putranya.
“Ya ayah, maafkan Hasan. Hasan berjanji tidak akan usil lagi dan   mengganggu hewan-hewan lagi!”
“Alhamdulillah, semoga Allah selalu menyayangi kita semua. Amin.
Sumber :
http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_content&view=article&id=166:hasan-dan-kucing-hitam&catid=40:cerita-anak-modern-orisinil&Itemid=60
Sumber :
http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_content&view=article&id=166:hasan-dan-kucing-hitam&catid=40:cerita-anak-modern-orisinil&Itemid=60

 


Posting Komentar